R.A. Tan Peng Nio Pejuang Tionghoa-Indonesia Dalam Perang Geger Pecinan

cagar Budaya Makam R.A.Tan Peng Nio Istri Dari Bupati Kebumen Tumenggung Kolopaking III di Desa Jatimulyo Kec.Alian Kab.Kebumen Jateng Indonesia/ sumber Wikipedia

Brita7.online – Istri Bupati Kebumen Tumenggung Kolopaking III (Sulaiman Kertowongso) bernama R.A.Tan Peng Nio adalah anak dari Jenderal Tan Wan Swee, yang berselisih pendapat dan melakukan pemberontakan tapi gagal terhadap Kaisar Qian Long (25 September (1711-1799) dari Dinasti Qing.

Jenderal Tan Wan Swee lalu menitipkan putrinya yang bernama Tan Peng Nio kepada sahabatnya, Lia Beeng Goe, seorang ahli pembuat peti mati dan ahli bela diri. Saat kudeta gagal, Tan Peng Nio menjalani pelarian bersama Lia Beeng Goe ke Singapura, kemudian berpindah ke Sunda Kalapa (Jakarta).

Pada tahun 1740, terjadi huru-hara yang terkenal dengan nama Geger Pecinan, dimana terjadi pembantaian terhadap etnis Tionghoa oleh tentara VOC (Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda). Diceritakan bahwa Lia Beeng Goe dan Tang Peng Nio mengungsi ke arah Timur, hingga tiba di Kutowinangun (Kebumen, Jawa Tengah) dan bertemu dengan Kiai Honggoyudho yang mahir membuat senjata.

Ketika terjadi peperangan dan penyerbuan selama 16 tahun (1741-1757) oleh Pangeran Garendi (Sunan Kuning), Tan Peng Nio dikabarkan ikut bergabung ke dalam 200 pasukan bentukan KRAT Kolopaking II, yang dikirimkan untuk membantu pasukan Pangeran Garendi. Tan Peng Nio juga dikabarkan sempat menyamar menjadi seorang prajurit laki-laki. Peperangan kemudian berakhir dalam perundingan Giyanti, pada tanggal 13 Februari 1755.

Setelah perang Geger Pecinan berakhir, diketahui Tan Ping Nio (yang dinikahin KRT Kolopaking III) telah diberi gelar Rasen Ayu sebagai tanda merupakan bagian dari keluarga bangsawan Jawa. Ia dan suaminya menetap di Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah (Jateng). Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu KRT Endang Kertawangsa dan RA Mulat Ningrum. RA Tan Peng Nio dikebumikan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jateng. Makamnya dibangun dengan gaya makam, berbentuk bangunan Tionghoa.

Sumber: Wikipedia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here