Serang (Brita7.online) – Krakatau disebut juga Krakatoa dalam bahasa Inggris adalah gunung berapi yang terletak di pulau Rakata. Pulau ini terletak di Selat Sunda yang memisahkan pulau Jawa dan Sumatra. Melansir Britannica (11/4/2020) secara geografis, Krakatau terletak di pertemuan antara lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tersebut meletus pada Selasa (5/12/2023) sekitar 04.38 WIB. Letusan itu mengeluarkan abu setinggi 700 meter dari puncak atau 857 meter dari permukaan laut.
Polda Banten mengimbau masyarakat di pesisir untuk mewaspadai erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda. Hal itu sebagai antisipasi letusan gunung api tersebut.
Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto menjelaskan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memberikan informasi mengenai aktivitas GAK. Erupsi GAK terjadi pada Selasa (5/12/23) pukul 04.38 WIB.
“Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik,” kata Didik, Rabu (6/12/23).
Erupsi yang terjadi, merupakan kedua kalinya. Sebelumnya GAK mengeluarkan abu vulkanik pertama pada Minggu (3/12/23) pukul 09.08 WIB. Informasi dari PVMBG menyebut, erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 72 milimeter dan durasi lebih kurang 34 detik.
Atas peristiwa itu, Polda Banten mengimbau nelayan dan warga pesisir tidak mendekati GAK atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.
“Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga, kami mengimbau kepada warga di pesisir khususnya nelayan agar tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” ujar Didik.
Salah satu yang tidak terlupakan dari gunung ini adalah letusan dahsyat pada 20 Mei 1883 silam. Krakatau menunjukkan gejala vulkanik aktif. Awan abu vulkanik mencapai ketinggian 6 mil (10 km) dan suara ledakan terdengar hingga Batavia (Jakarta), 100 mil (160 km) jauhnya, tetapi pada akhir Mei aktivitas itu mereda.
Aktivitas vulkanik dimulai kembali pada 19 Juni 1883 dan menjadi semakin memuncak pada 26 Agustus 1883. Pada pukul 1 siang hari itu, serangkaian ledakan yang semakin keras terjadi, dan pada pukul 14.00 WIB awan hitam abu setinggi 27 mil (27 km) terlihat di atas Krakatau.
Puncaknya erupsi terjadi pada pukul 10.00 WIB tanggal 27 Agustus 1883, dengan ledakan luar biasa yang terdengar hingga 2.200 mil (3.500 km) jauhnya di Australia dan mendorong abu vulkanik hingga mencapai ketinggian 50 mil (80 km).(ara)