Tidak Ada Jam  Kosong Di SMP Negeri I Panongan

Tangerang (Brita7.online) – Jam kosong demikian label yang sering kita dengar di kalangan peserta didik. Jam kosong artinya jam mata pelajaran di sekolah yang kosong karena guru mata pelajaran tersebut tidak hadir atau tidak masuk kedalam kelas dengan atau tanpa alasan. Entah itu alasan guru ada rapat, pelatihan, seminar, kondangan, dan hal yang lainnya.  

Kabar seringnya ada jam kosong di SMP Negeri Panongan I yang berlokasi di Perumahan Serdang Asri I membuat warga Panongan engan menyekolahkan anaknya bersekolah di SMP yang biasa disebut Nepan (Negeri Panongan) I. 

“Di Nepan banyak jam kosong, mungkin adiknya nggak  sekolah disana,” ujar Seorang Ibu warga Serdang Asri II yang sedang mencari sekolah untuk anak keduanya yang akan memasukin jenjang SMP. 

Menurutnya, pergi ke sekolah untuk meningkatkan intelektual serta sosialnya agar selalu siap jika nanti terjun  bermasyarakat. Mereka akan cemas jika sering jamkos. Karena dengan kosongnya pelajaran, kehadiran anak di sekolah menjadi sia-sia. Tak ada ilmu yang didapat.  

“Mending jika guru masih memberi materi kepada guru piket untuk disampaikan kepada murid. Namun namanya belajar tanpa guru, ibarat kapal tanpa nahkoda,” ujarnya.

Kepala Sekolah SMP I Panongan, Drs. H. Moh Abdul Malik M.Pd, membantah, SMP I Panongan banyak jam kosong, klaupun itu ada mungkin guru sedang hamil,  guru ada rapat, pelatihan, seminar, kondangan, dan hal yang lainnya, sehingga tidak masuk. 

“Jangan hanya satu guru yang tidak masuk, akhirnya mengklaim banyak jam kosong,” terang Malik. 

Di SMP Negeri I Panongan, lanjut Malik, semuanya  ada 42 guru, 10 guru Bantuan Oprasional Pendidikan (BOP), 15 guru PPPK, 16 guru Aparatur Sipil Negara (ASN), dan 1 guru honorir, jadi sangat cukup untuk mengajar  1.067 siswa. 

“Saya berharap warga Panongan jangan hanya mendengar omongan orang, bisa saja omongan tersebut keluar dari siswa yang suka bolos sekolah,” terang Malik, sembari menunjukkan buku Agenda Kegiatan Belajar di kelas yang berisi tanda tangan kehadiran guru serta absensi siswa yang tidak masuk. 

Guru merupakan figur sentral. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik.   

Seperti salah satu filosofi Kihajar Dewantara yang berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan yang “menuntun”. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak. Agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  

Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. Agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Disinilah peran pendidik sebagai sumber energi yang baik untuk anak-anak. Dalam konsep energi, setiap anak memiliki energinya masing-masing. Sehingga pendidik dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi energi lain (ara) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here